Juni 02, 2013

Pembentukan Masyarakat Peduli Api

Kebakaran hutan merupakan salah satu persoalan serius yang mengganggu kelestarian ekosistem kawasan Taman Nasional Laiwangi Wanggameti. Kebakaran umumnya disebabkan oleh berbagai factor baik factor alam maupun factor manusia. Sebagian besar kebakaran yang terjadi berupa kebakaran padang rumput dan diduga disengaja dibakar oleh oknum yang tidak bertanggung jawab dengan tujuan tertentu. Untuk mencegah dan mengatasi gangguan Taman Nasional Laiwangi Wanggameti berupa kebakaran tersebut, maka diperlukan solusi yang tepat. 

Berdasarkan amanat Permenhut No.P12/Menhut-II/2009 tentang Pengendalian Kebakaran Hutan, maka beberapa langkah yang dapat di upayakan adalah menggugah kesadaran dan bekerja sama dengan masyarakat desa penyangga untuk berperan aktif dalam upaya menanggulangi dan mengatasi terjadinya kebakaran hutan. Langkah kongkrit yang ditempuh Balai Taman Nasional Laiwangi Wanggameti salah satunya adalah melalui kegiatan Pembentukan Masyarakat Peduli Api lingkup Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I Tabundung. Harapan kedepan dengan terbentuknya Masyarakat Peduli Api tersebut adalah sebagai Mitra Balai Taman Nasional Laiwangi Wanggameti, yang selanjutnya dapat bekerja sama dan berkoordinasi dalam mencegah dan mengatasi permasalahan kebakaran hutan, lebih khususnya di dalam kawasan Taman Nasional Laiwangi Wanggameti lingkup Kecamatan Pinupahar.

Kegiatan Pembentukan Masyarakat Peduli Api SPTN Wilayah I Tabundung tahun 2013 memiliki tujuan sebagai berikut :
  1. Memberikan wawasan dan pengetahuan masyarakat daerah penyangga terkait dengan kebakaran hutan.
  2. Membentuk Masyarakat Peduli Api lingkup SPTN Wilayah I Tabundung yang meliputi desa Wahang, Tawui dan desa Wanggabewa.
Ruang lingkup kegiatan meliputi pemberian bekal wawasan kepada masyarakat terhadapa upaya penanggulangan dan mengatasi kebakaran hutan di wilayah kerja  SPTN I Tabundung Taman Nasional Laiwangi Wanggameti. Peserta berasal dari dalam  lingkup Kecamatan Pinupahar terdiri dari Desa Wahang, Desa Tawui dan Desa Wanggabewa dengan jumlah Anggota kelompok sebanyak 30 orang.

Pembentukan Masyarakat Peduli Api menggunakan dua metode yaitu :
Metode pertama berupa pemaparan materi yang diikuti dengan diskusi dan tanya jawab sebagai berikut :
  1. Strategi Pengelolaan Kawasan Taman Nasional Laiwangi Wanggameti di bidang Kebakaran hutan.
    Materi ini disampaikan oleh bapak I Made Astra Wijaya, SH selaku Kepala SPTN Wilayah I Tabundung. Materi ini memuat tentang dasar dasar kebakaran hutan dan lahan serta upaya dan teknik pemadaman yang tepat. Di sampaikan juga bahwa keberadaan Taman Nasional Laiwangi Wanggameti adalah milik bersama sehingga keberadaanya perlu dijaga bersama. Tenaga pengelola di Balai Taman Nasional Laiwangi Wanggameti sangat terbatas dan ke depan dimungkinkan tidak menetap selamanya sehingga peran masyarakat sangat diperlukan. Dengan terjaganya kelestarian kawasan Taman Nasional Laiwangi Wanggameti selanjutnya dapat memberikan manfaat untuk masyarakat sekarang bahkan untuk anak cucu kelak. 
  2. Upaya dan Strategi Pemerintah Kecamatan Pinupahar dalam rangka mencegah dan mengatasi kebakaran hutan lingkup Kecamatan Pinupahar.
    Dalam kesempatan tersebut Camat Pinupahar berhalangan hadir sehingga diwakili oleh bapak Kornelius Sugiarto, SP selaku Kepala Seksi Ketertiban Kecamatan Pinupahar. Sebelum menyampaikan materi, Pemerintah Kecamatan Pinupahar memberikan apresiasi yang baik terhadap kegiatan yang dilakukan. Selanjutnya pemaparan materi dengan resume bahwa kebakaran hutan adalah masalah bersama sehingga perlu melibatkan masayarakat dalam pengelolaannya. Dimulai dari diri sendiri dan saat ini juga maka sedikit demi sedikit dengan berperan serta untuk tidak melakukan perbuatan yang memicu kebakaran, selanjutnya akan membantu menjaga kawasan hutan dari bahaya kebakaran hutan dan selanjutnya mendukung kelestarian Kawasan Taman Nasional Laiwangi Wanggameti.
  3. Fungsi dan Peranan Masyarakat Peduli Api dalam penanggulangan  dan mengatasi kebakaran hutan.
    Materi tersebut disampaikan oleh Tri Wiyanto, S.Hut selaku Kepala Resort Tawui. Materi berisi tentang pemberian wawasan tentang pengertian hutan, fungsi hutan, factor yang menyebabkan penurunan fungsi hutan serta fungsi dan peranan masyarakat dalam penanggulangan dan mengatasi kebakarn hutan. Salah satu factor penurunan fungsi hutan adalah kebakaran hutan. Kebakaran hutan yang ada umumnya secara disengaja atau tidak sengaja oleh oknum tertentu serta faktor alam. Disampaikan juga bahwa Balai Taman Nasional Laiwangi Wanggameti selalu berupaya untuk mengelola kawasan agar tetap terjaga kelestariannya. Untuk itu peran serta masyarakat  sangat diharapakan. Peran serta masyarakat diantaranya adalah tidak membuang/membuat api sembarangan yang dapat mengakibatkan kebakaran. Peran serta yang lain adalah memberikan informasi kepada petugas Taman Nasional Laiwangi Wanggameti apabila ada indikasi terjadinya kebakaran di dalam kawasan serta ikut serta dalam upaya pemadaman bilamana terjadi kebakaran didalam kawsan Taman Nasional Laiwagi Wanggameti.
  4. Teknik Pemadaman dan Penanganan pasca kebakaran hutan.
    Disampaikan  oleh bapak Apolos Alfian Mandibodibo selaku Polisi Kehutanan wilayah Resort Tawui, SPTN Wilayah I Tabundung, Balai TN Laiwangi Wanggameti. Dalam materi ini disampaikan mengenai teknik dalam mengatasi kebakaran hutan. Dijelaskan juga mengenai jenis peralatan pemadaman kebakaran hutan serta cara penggunaannya.

Materi di kelas

Metode kedua berupa simulasi kebakaran hutan yang disampaikan oleh instruktur. Disampaikan oleh bapak Oktovianus Klau selaku Polisi Kehutanan SPTN Wilayah I Tabundung dengan materi sebagai berikut :
  1. Pengenalan alat-alat standar pemadaman kebakaran hutan --> Peralatan pemadaman  meliputi gepyok, garuk, kapak 2 sisi, back pack pump, sepatu safety, helm, kacamata, sarung tangan serta mobil tangki pemadam kebakaran. 
  2. Teknik pemadaman dan penanganan pasca kebakaran hutan --> Teknik yang disampaikan dan dijelaskan meliputi pemadaman langsung, pembuatan ilaran api, sekat bakar dan bakar balik. Pada saat simulasi digunakan teknik pembuatan ilaran api dan pemadaman langsung. Serta penyemprotan menggunakan back pack pump serta mobil tangki pemadam kebakaran.

Apel persiapan simulasi kebakaran hutan
 
Penyiapan mobil pemadam kebakaran hutan

Pasukan pemadam kebakaran hutan
 
Pemadaman kebakaran hutan

Permasalahan atau kendala yang dihadapi dalam kegiatan Pembentukan Masyarakat Peduli Api yang menyebabkan simulasi kebakaran tidak dapat berjalan maksimal, diantaranya adalah pada bulan pelaksanaan terjadi anomali cuaca di pulau Sumba. Dimana pada bulan Juni umumnya sudah masuk pada musim kemarau namun secara faktual masih adanya hari hujan yang mengakibatkan sedikitnya bahan bakar kering.

Dengan berakhirnya rangkaian acara Pembentukan Masyarakat Peduli Api lingkup wilayah SPTN I Tabundung diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, wawasan  serta kesadaran masyarakat tentang bahaya dan dampak kebakaran hutan dan lahan. Selain itu diharapkan dapat membangun kerjasama antara masyarakat daerah penyangga dengan Balai Taman Nasional Laiwangi Wanggameti dalam pengelolaan bidang kebakaran hutan. Harapan lain adalah menurunnya tingkat gangguan kebakaran hutan dan lahan di dalam kawasan Taman Nasional Laiwangi Wanggameti sehingga segala potensi beserta ekosistem yang ada di dalamnya tetap terjaga dan lestari.

Salam konservasi…!
Flag Counter
 

Copyright © Resort Tawui TN MATALAWA Design by O Pregador | Blogger Theme by Blogger Template de luxo | Powered by Blogger