Juni 27, 2013

Desa Wahang

Desa wahang adalah salah satu dari 5 desa lainnya (Tawui, Lailunggi, Wanggabewa, Ramuk dan Mahaniwa) dalam lingkup Kecamatan Pinupahar. Merupakan desa penyangga (buffer zone) Kawasan Taman Nasional Laiwangi Wanggameti dan terletak di pesisir pantai selatan Pulau Sumba pada ketinggian 22 mdpl. Jarak ibukota desa Wahang ke ibukota Kabupaten Sumba Timur (Waingapu) sejauh 130 km dan dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat maupun roda dua.

Ibukota desa berada di Katoda Tairi. Luas desa 61,9 km² memiliki jumlah penduduk 1.447 jiwa  pada tahun 2011. Terdiri dari 3 dusun, 6 Rukun Warga (RW), 12 Rukun Tetangga (RT) dan 339 Rumah Tangga. Sedangkan sistem pemerintahan dipimpin oleh seorang kepala desa yang merupakan hasil dari pemilihan langsung oleh masyarakat desa Wahang.

Terdapat sebuah sungai besar yang melintasi desa yaitu Luku Hupu Hai Iyang. Namun sungai ini merupakan sungai musiman yang hanya mengalir pada musim penghujan.

Masyarakat desa Wahang sebagian besar bermata pencaharian sebagai Petani. Hasil produksi pertanian diantaranya adalah Padi sawah dengan luas panen 25 hektar kemampuan produksi 32 ton. Sedangkan padi ladang dengan luas panen 58 hektar kemampuan produksi 127 ton. Mata pencaharian lain masyarakat desa Wahang adalah sebagai Nelayan, peternak pedagang, industri kerajinan,  PNS/ABRI,  Pensiunan dan lainnya.

Dari segi keyakinan, sebagian besar masyarakat desa Wahang beragama Kristen Protestan sebanyak 1.403 orang dan sebagian kecil masih menganut aliran kepercayaan “Marapu” sebanyak 44 orang.

Potensi Objek Wisata yang ada di desa Wahang diantaranya sebagai berikut :
  1. Wisata bahari yaitu di Pantai Wahang  berjarak 130 km dari ibukota Kabupaten Sumba Timur (Waingapu). Pantai Wahang memiliki keindahan alam yang masih alami dan dapat menjadi salah satu tujuan untuk liburan di akhir pekan.
  2. Wisata ritual budaya yaitu Nyale dan Karake berjarak 135 km dari ibukota Kabupaten Sumba Timur. Ritual budaya Nyale dan Karake (Nyale : mencari cacing pantai pada upacara adat marapu; Karake : ritual adat untuk merayakan musim panen) dilakukan setiap tahun yaitu pada bulan Maret. Banyak wisatawan yang berkunjung baik dari dalam negeri maupun mancanegara.

Namun sayangnya potensi-potensi yang ada tersebut belum berkembang. Faktor utama sebagai penghambat adalah kurangnya promosi dan akses jalan menuju lokasi yang rusak

Salam Konservasi...!
Flag Counter
 

Copyright © Resort Tawui TN MATALAWA Design by O Pregador | Blogger Theme by Blogger Template de luxo | Powered by Blogger