Minggu keempat bulan April 2013, Expedition Team yang terdiri dari penulis beserta rekan-rekan fungsional PEH, Penyuluh Kehutanan dan satu orang staff Kantor Balai Taman Nasional Laiwangi Wanggameti melakukan ekspedisi menuju La Pahar. Ekspedisi tersebut dimaksudkan untuk menggali informasi tentang keberadaan rusa timor (Cervus timorensis) di dalam kawasan Taman Nasional Laiwangi Wanggameti, tepatnya di antara blok hutan Ramuk dan Blok hutan Mahaniwa.
La Pahar merupakan salah satu lokasi di dalam kawasan Taman Nasional Laiwangi Wanggameti berupa padang rumput dengan luas 87,7 hektar dan berada pada titik koordinat S10°1'58.23" E120°7'3.59". Berdasarkan informasi dari masyarakat setempat, La Pahar memiliki arti tempat pahar ( La : tempat ; Pahar : seseorang yang bernama Pati Pahar). Dahulu kala La Pahar merupakan bekas perkampungan lama yang dikarenakan suatu hal kemudian mereka meninggalkan La Pahar dan selanjutnya menjadi cikal bakal masyarakat yang tersebar di wilayah kecamatan Pinupahar.
 |
| Lokasi La Pahar |
 |
| La Pahar |
Untuk mencapai lokasi La Pahar dapat ditempuh melalui 3 (tiga) rute perjalanan dengan berjalan kaki sebagai berikut :
(1) Desa Ramuk – La Pahar dengan waktu tempuh ± 6 jam perjalanan
(2) Desa Mahaniwa – La Pahar dengan waktu ± 4,5 jam perjalanan
(3) Pertengahan desa Ramuk Mahaniwa – La Pahar dengan waktu tempuh ± 4 jam perjalanan
(1) Desa Ramuk – La Pahar dengan waktu tempuh ± 6 jam perjalanan
(2) Desa Mahaniwa – La Pahar dengan waktu ± 4,5 jam perjalanan
(3) Pertengahan desa Ramuk Mahaniwa – La Pahar dengan waktu tempuh ± 4 jam perjalanan
Expedition Team pada kesempatan ini memilih rute (1) untuk keberangkatan dan rute (3) untuk kepulangan dari La Pahar. Tim bergerak dari rumah kepala desa Ramuk, tempat menginap untuk beristirahat sebelum keberangkatan dan sekaligus meminta bantuan kepada kepala desa untuk menugaskan beberapa warganya untuk bergabung bersama Expedition Team sebagai penunjuk arah dan membantu dalam penggalian informasi tentang keberadaan rusa timor.
Tiba dilokasi Expedition Team segera mendirikan tenda untuk bermalam dan dilanjutkan pengamatan rusa timor di padang pahar pada sore sampai petang hari yaitu pada pukul 17.00 s/d 19.00 WITA. Seperti yang diketahui bersama bahwa rusa umumnya merupakan satwa nokturnal, sehingga waktu yang dipilih untuk pengamatan adalah pada jam-jam tersebut. Namun sayang, pada pengamatan yang pertama tidak menjumpai rusa timor di La Pahar. Akhirnya diputuskan untuk meneruskan pengamatan pada keesokan harinya.
 |
| Expedition Team TN Laiwangi Wanggameti |
Keesokan harinya direncanakan melakukan pengamatan rusa timor pada pukul 06.00 dengan asumsi aktifitas rusa timor sedang mencari makan. Dikarenakan kondisi masih berkabut dengan suhu dillokasi mencapai 17ºC, maka diputuskan pengamatan dilakukan pada pukul 07.30. Pada pengamatan kedua ini Expedition Team juga belum dapat menjumpai keberadaan rusa timor di La Pahar. Dengan hasil tersebut Expedition Team tidak kehilangan semangat. Kemudian dilanjutkan pengamatan pada malam harinya pada pukul 21.30.
Pengamatan pada malam hari dengan suhu 17,5ºC cukup membuat Expedition Team menggigil kedinginan. Pada pengamatan ketiga ini juga belum dapat ditemui keberadaan rusa timor. Berdasarkan informasi dari masyarakat setempat yang ikut dalam ekspedisi, diceritakan bahwa pada musim dimana masih terdapat hujan maka akan sangat sulit sekali menemui rusa timor. Hal ini dikarenakan La Pahar akan tertutup oleh vegetasi rerumputan jenis Mapu (unidentified), Ilalang/Witu (Imperata cylindrica), Witu lumba (unidenfied), dan Maninggat (unidentified) dengan ketinggian vegetasi ± 130cm. Musim yang tepat untuk dapat mengamati rusa timor di La Pahar adalah pada musim kemarau yaitu sekitar bulan Juli dan Agustus, dimana akan bersih dari rerumputan akibat kebakaran hutan secara alami.
Oleh karena keterbatasan waktu akhirnya Expedition Team meninggalkan lokasi La Pahar untuk melanjutkan ekspedisi di tempat lainnya. Namun begitu harapan kedepan adalah dapat melakukan ekspedisi kembali untuk melakukan pengamatan rusa timor di La Pahar pada bulan Juli dan Agustus mendatang.
Salam Konservasi...!
