Dalam
rangka menjalankan tugas pokok dan fungsinya sebagai kawasan pelestarian alam,
Balai Taman Nasional Laiwangi Wanggameti berupaya untuk menjaga kelestarian
kawasan hutan Laiwangi dan hutan Wanggameti. Salah satu upaya tersebut adalah
melalui kegiatan kebun bibit yang terdiri dari tumbuhan-tumbuhan unggulan lokal
sebagai suatu langkah pengawetan jenis tumbuhan di luar kawasan (ex-situ).
Latar belakang lain dari kegiatan kebun bibit adalah guna mengemban amanat Undang-Undang No 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya pasal 13 ayat (1) yaitu Pengawetan jenis tumbuhan dan satwa dilaksanakan di dalam dan di luar kawasan suaka alam. Sedangkan pada pasal (2) Pengawetan jenis tumbuhan dan satwa di luar kawasan suaka alam dilakukan dengan menjaga dan mengembangbiakkan jenis tumbuhan dan satwa untuk menghindari bahaya kepunahan. Tujuan dengan adanya kebun bibit tersebut diantaranya adalah :
Latar belakang lain dari kegiatan kebun bibit adalah guna mengemban amanat Undang-Undang No 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya pasal 13 ayat (1) yaitu Pengawetan jenis tumbuhan dan satwa dilaksanakan di dalam dan di luar kawasan suaka alam. Sedangkan pada pasal (2) Pengawetan jenis tumbuhan dan satwa di luar kawasan suaka alam dilakukan dengan menjaga dan mengembangbiakkan jenis tumbuhan dan satwa untuk menghindari bahaya kepunahan. Tujuan dengan adanya kebun bibit tersebut diantaranya adalah :
- Mewujudkan terjaminnya kelestarian sumberdaya berupa flora yang ada di dalam kawasan hutan Laiwangi Wanggameti.
- Menyediakan ketersediaan bibit unggulan lokal yang selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk pengkayaan jenis didalam kawasan maupun membantu penyediaan kebutuhan bibit masyarakat desa penyangga kawasan Taman Nasional Laiwangi Wanggameti.
Kebun
bibit berlokasi di Resort Tawui yang
merupakan unit pengelolaan taman nasional terkecil dan berada di bawah
koordinir Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I Tabundung. Secara
administrasi Resort Tawui berlokasi di desa Tawui, Kecamatan Pinupahar,
Kabupaten Sumba Timur, NTT.
Jenis-jenis
tumbuhan yang dikembangkan dalam kegiatan kebun bibit adalah jenis jenis
tumbuhan unggulan local yang
ada di dalam kawasan terdiri dari jenis Injuwatu (Pleiogynium timorensis), Kalumbang, Cendana (Santalum album), Mahoni (Swietenia
mahagoni) dan Jambu mete (Anacardium occidentale).
Untuk memperoleh
hasil yang maksimal maka perlu melalui
tahapan-tahapan yang jelas dan terencana dengan baik agar dalam pelaksanaan di
lapangan tidak menemui kendala.. Tahapan tersebut diantaranya adalah sebagai
berikut :
1. Penyiapan lokasi kebun bibit
1. Penyiapan lokasi kebun bibit
Lokasi
yang dipilih untuk pembuatan kebun bibit adalah di halaman belakang kantor
Resort Tawui, dengan pertimbangan mudah dalam pengawasan dan perawatan. Kebun bibit dibuat dengan
ukuran 18 m x 12 m sehingga total luas kebun bibit adalah 216 m². Kemudian
untuk penempatan polybag dibuat dengan system bedeng dengan ukuran 5 m x 1 m.
Denah Kebun Bibit Resort Tawui |
Bedeng yang telah disiapkan tersebut kemudian
diberi naungan dengan menggunakan paranet 70% untuk mengurangi intensitas
cahaya matahari yang masuk serta melindungi dari siraman air hujan. Selain itu
kebun bibit dibuat pagar keliling sehingga
terhindar dari kerusakan akibat hewan yang masuk.
2. Penyiapan media tabur
Media tabur sangat diperlukan untuk
memastikan semai yang di polybag nanti benar-benar terisi oleh semai yang
hidup. Media tabur dibuat dari bahan tanah yang dicampur pupuk serta pasir.
Pemakaian bahan pasir bertujuan agar pada waktu proses penyapihan akar semai
tidak tercabut saat penyapihan.
Media Tabur Cendana |
3. Pengisian media tanah pada polybag
Tanah yang dipilih yaitu tanah bagian atas (top soil) dan dicampur dengan pupuk
kandang sehingga tersedia hara bagi pertumbuhan bibit/biji yang telah tertanam
di polybag. Pengisian polybag dilakukan dengan melibatkan
masyarakat desa Tawui.
Pengisian media tanah pada polibag |
Selain itu siswa-siwa yang berada di sekitar kantor
Resort Tawui ikut berpartisipasi dalam mengisi media tanah pada polybag, dan
tentunya pada waktu setelah pulang jam pelajaran sekolah. Hal ini berdampak positif yaitu memberikan
pendidikan konservasi dengan menanamkan kesadaran untuk menanam pohon pada
generasi muda khususnya anak-anak sekolah di desa Tawui yang di awali dengan pembuatan kebun bibit.
4. Penanaman biji/semai ke polybag
Selain dilakukan penaburan biji pada media
tabur untuk mendapatkan semai yang bagus, biji dari jenis tanaman yang akan
dikembangkan sebagian ada yang langsung ditanam pada polybag yang telah siap
dengan media tanah (top soil)
yang telah dicampur dengan pupuk
kandang.
Polybag yang siap ditanam biji/semai perlu
di siram air terlebih dahulu agar memudahkan penanaman biji serta dapat memecah
masa dormasi biji secara cepat. Dilakukan secara hati-hati agar tidak tidak
merusak polybag.
Menanam biji Kalumbang pada polibag |
5. Perawatan
Dilakukan
setelah semua penanaman biji pada polybag telah selesai dengan menyiram secara
rutin yaitu 2 hari sekali. Selain itu dilakukan pembersihan rumput yang berada
di dalam polybag dan di bedengan sehingga dapat menghilangkan persaingan semai
dengan rumput dalam memperoleh unsur hara di dalam tanah tanah. Perlu juga
dilakukan pemupukan apabila terlihat gejala kekurangan nutrisi pada semai.
Semai mulai tumbuh subur |
Semai tumbuhan siap tanam |
Diharapkan
dari Pengembangbiakan dan Pengawetan jenis tumbuhan secara ex-situ melalui kegiatan Kebun Bibit menjadikan kawasan Taman Nasional Laiwangi Wanggameti tetap terjaga
kelestariannya serta masyarakat daerah penyangga, khususnya masyarakat desa
Tawui dan sekitarnya dapat terbantu secara
ekonomi dengan tersedianya bibit tanaman budidaya.